Pada setiap tanggal 1 januari, semua orang merayakan adanya pergantian tahun masehi, termasuk umat muslim di seluruh pelosok negeri khususnya dan penjuru dunia pada umunya. Agenda yang menjadi acara tahunan ini dilakukan dengan berbagai kegiatan mulai dari picnic (bertamasya), pergi ke rumah saudara, pergi ke laut untuk refreshing, serta kegiatan lain yang sifatnya untuk bersenang-senang. Semua itu dilakukan untuk mempersiapkan diri di tahun yang akan datang Bahkan, pergantian tahun ini dimanfaatkan oleh kaum pemuda untuk bersenang-senang yang berlebihan bersama pasangannnya. Mereka mencari suatu tempat yang ramai di kunjungi orang baik di laut, atau tempat rekreasi lainnya. Kemudian, melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Parahnya lagi, keduanya sering mencari tempat yang sulit dijangkau orang lain demi memuaskan keinginan nafsu yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
Kegiatan seperti itulah yang biasa mereka lakukan setiap pergantian tahun. Mereka menganggap acara tahunan ini hanya untuk bersenang-senang, hura-hura dan mengunjungi berbagai tempat wisata di sekitarnya demi menghilangkan berbagai beban di tahun sebelumnya. Padahal, pada hari itu umur kita telah berkurang. Dalam artian, kematian semakin dekat untuk menjemput ajal setiap manusia.
Pada hakikatnya, tahun baru merupakan hari dimana kita harus melakukan berbagai perubahan yang terbaik dan menjadikannya sebagai first step (langkap awal) untuk berbuat. Jadi, Pada pada hari itu seharusnya setiap insan (manusia) mereview (melihat ulang) kejadian yang telah lalu. Kemudian, memfilter semua perbuatan yang telah dilakukan. Jika perbuatan tersebut baik maka ambillah dan terus-menerus dilakukan supaya mendapat ridha dari Allah dan Hidayah-Nya. Namun, jika perbuatan itu buruk maka buanglah semuanya karena hanya akan menjadikan dosa kita semakin bertumpuk.
Perbuatan itu harus perpedoman pada ajaran agama bukan berdasarkan pada perkembangan zaman yang semakin canggih. Hal inilah yang sering kurang dipahami oleh setiap orang. Mereka menganggap mengikuti perkembangan zaman harus menjadi pilihan utama meski hal tesebut salah dengan dalih “ tidak gaptek (gagap tekhnologi). Akibatnya, mereka terjemus dalam jurang yang membawa dirinya termasuk kategori manusia yang celaka. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia tertipu dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia celaka (HR. Hakim).
Hadist ini memberikan penjelasan bagi kepada semua orang untuk selalu memotivasi dan memacu dirinya demi cita-citanya di masa yang akan datang. Selain itu, setiap orang selalu mengintropeksi diri supaya termasuk dalam golongan faizin (orang-orang yang beruntung).
Menurut Dr. Dihyatun Masqon, MA, salah satu dosen Darussalam University Gontor yang menyelesaiakan program doktornya di universty of Punjab di Pakistan, dalam acara “menyambut tahun baru 2011” mengatakan ada tiga cara yang harus dilakukan oleh setiap orang untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Pertama, menyusun berbagai planning (perencanaan) yang akan dilakukannya di masa yang akan datang. Masa yang akan datang disini bisa esok, minggu depan, bulan depan atau bahkan tahun depan. Semua perencanaan itu ditulis dan disusun secara rapi sesuai dengan waktunya. Semakin banyak perencanaan yang akan dilaksanakan semakin besar pula kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Semakin sibuk orang dengan perencanaannya maka semakin cerdas dirinya dalam mengatur waktu. Sebab, waktu adalah hal yang sangat berharga jika seseorang maka melakukannya. Seperti dalam pepatah arab “waktu adalah pedang. Jika kamu memotongnya maka akan beruntung. Jika kamu tidak memotongnya maka pedang itu akan memotongmu.
Setelah planning itu sudah tersusun secara rapi maka berdo’alah kepada Allah supaya dikuatkan dalam melaksanakannya dan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya. Hal inilah yang dilakukan oleh pimpinan pondok modern Darussalam Gontor, Dr. Syukri Zarkasyi, MA. Beliau selalu berdo’a apa yang direncanakannya di saat selesai shalat lima waktu, terutama ketika melaksanakan umrah.
Kedua, melaksanakan planning tersebut dengan penuh rasa cinta dan senang. Tentu, semua itu harus dibarengi dengan semangat yang tinggi dan perjuangan yang keras. Dengan ini, semua planning akan berjalan sesuai apa yang diinginkan. Sebab, segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh kesenangan akan membuahkan hasil.
Hal ini yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Suwasih dalam seminar di universty of Amsterdam. Dalam pemaparannya, beliau memulai dengan pertanyaan sebagai berikut “Do you to be richer or happier?”. Pada pertanyaan ini, kita dihadapkan pada dua pilihan, apakah mau menjadi orang kaya atau orang yang bahagia. Menurut Dr. Dihyatun Masqon, MA yang juga menjadi pembicara pada acara tersebut, memilih bahagia akan lebih baik daripada memilih kaya-raya. Sebab, perbuatan yang dilandasi dengan kebahagian akan membuat cita-citanya tercapai, termasuk menjadi orang kaya. Namun, orang yang hidupnya kaya belum tentu bahagia karena menganggap akhir segala sesuatunya adalah harta.
Sehingga, Dr. Dihyatun Masqon, MA menyaran kepada semua peserta untuk senantiasa berdo’a: “Ya Allah, aku meminta cinta-Mu juga meminta cinta orang-orang yang mencintaimu dan segala sesuatu yang membuat aku dekat kepada cinta-Mu.
Ketiga, memperkuat daya spiritual. Hal inilah sering dilupakan oleh orang-orang barat karena antara kehidupan dan agama harus dipisahkan. Keduanya tidak akan pernah bersatu. Oleh karenanya, mereka lebih memfokuskan diri untuk mempertajam kecerdasan intelektual. Akibatnya, mereka melakukan segala cara untuk menipu, membunuh dan bentuk kriminal lainnya untuk kesenangan dirinya sendiri. Ini menunjukkan kecerdasan intektual bukanlah ukuran utama kesuksesan seseorang.
Maka, antara kecerdasan intektual dan kecerdasan spritual harus berjalan bersama-sama. Karena orang yang cerdas dalam bidang intektual tanpa adanya kecerdasan spiritual akan menjadikannya pelakunya berbuat semaunya sendiri tanpa berpedoman pada ajaran agama. Begitu pula dengan orang yang cerdas dalam bidang spiritual tanpa adanya kecerdasan intektual akan menjadikan pelakuanya sesat dari jalan Allah. Oleh karenanya, marilah kita songsong tahun baru 2011 ini untuk menjadi lebih baik demi masa depan yang lebih cerah.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer