Ust. Lihan adalah seorang pengusaha berlian dari kalimantan timur. Selain itu juga, beliau mempunyai berbagai unit usaha yang lain seperti mini market, pabrik dan perusahaan lain di daerah tersebut. Dalam kepemimpinannya itu, beliau sangat ramah kepada karyawan-karyawannya. Sehingga warga sekitar menjadi makmur dan sejahtera hidupnya.
Hebatnya, tanpa bermodalkan akutansi, segala unit usahanya kebanyakan mengalami profi yang signifikan. Bahkan, siapapun yang menanamkan modalnya akan memperoleh 10% dari modal yang ditanam setiap bulannya. Selain itu, beliau dapat memanage karyawan-karyawannya manjadi lebih semangat dan tidak tamak akan gaji yang diperoleh. Dari keloyalannya terhadap karyawan, ust. Lihan pernah mengatakan,” lebih baik saya rugi daripada harus memberhentikan karyawan yang bekerja di tempat ini”.
Kesederhanaan merupakan ciri khas dari guru yang mengajar di pondok pesantren di daerah kalimantan itu baik dalam berpakaian, tempat tinggal, dll. Pada saat beliau mengunjungi unit usaha dan perusahaannya memang terlihat berbeda dari pemimpin pada umumnya yang selalu memakai dasi dan jas serta menggunakan mobil yangbernilai tinggi. Namun, pemimpin yang satu ini lebih senang memakai pakaian yang biasa saja dengan mobil panther yang tahun pembuatannya sudah lama. Bahkan, ketika bernegosiasi pembelian pesawat, beliau memakai kaos oblong
Dalam suatu seminar, beliau pernah ditanya oleh audien,” bagaimana cara anda memanage suatu perusahaan yang mengalami profit?” kata audien. Dengan tenang beliau menjawab,” kedermawanan dan keikhlasan dalam melakukan segala hal”. Beliau memang tidak terlalu banyak tahu tentang perusahaan. Namun realitanya, ust. Lihan daapt memanage bawahan untuk bekerja lebih kera sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang ada. Karyawan-karyawan pun mempunyai respon yang sangat baik terhadap atasannya. Terbukti dengan jumlah profit yang dihasilkan dikirimkan langsung ke ust. Lihan. Meskipun, beliau tidak tahu berapa jumlah profit yang di dapat, karyawannya tetap mengirimkan uang yang sesuai dengan hasilnya. Semua ini memang tidak lepas dari kewibawaan pemimpin kepada bawahannya.
Perusahaan-perusahaam ini tidak pernah menyuruh karyawan-karyawannya untuk mendapatkan modal dan keuntungan yang besar dari konsumen layaknya bank konvensional. Namun, perusahaan ini lebih mengutamakan karyawannya untuk tidak menerapakan sistim riba. Dalam prakteknya, perusahaan ust. Lihan ini cenderung menerapakan profit sharing dan tidak pernah menerapkan bunga kepada orang yang meminjam uang darinya.
Bahkan pada suatu hari beliau pernah ditanya oleh direktur bank dengan berkata,” apakah anda tidak rugi menerapkan sistim 10% dari modal ayng ditanam?”. Beliau pun menjawab,” selama saya bisa membantu menyejahterakan kehidupan seseorang, Allah pasti akan mengagantinya dengan rizeki yang jauh lebih besar”.
Ternyata, janji Allah pun tiba bagi orang yang selalu membantu orang lain secanjaranra ikhlas. Pada saat beliau mau mengadakan acara di kawasan TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dengan anggaran 200 juta. Tujuh hari sebelum dimulainya acara, panitia terus meminta ust. Lihan untuk mengirimkan uangnya. Beberapa jam kemudian, beliau mencoba membuka kartu ATMnya. Walhasil, kartu ATM tersebut terisi uang senilai 1 miliar rupiah dengan pengirim gelap. Akhirnya ketika itu pual uang tersebut dikirimkan ke pihak panitia. Besok harinya, beliau mencoba lagi membuka ATM dan ternyata terisi kembali senilai 1 miliar rupiah.
Inilah salah satu hikmah dari seseorang khususnya pemimpin yang selalu meringankan beban orang lain. Sebagaimana firman Allah :
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui” (Al-Baqarah: 261).



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer