Pada era globalisasi ini, kebanyakan manusia sudah mulai menyembah kepada uang. Benda ini dianggap sebagai sebagai ujung tombak dari segala-galanya. Tanpa adanya uang maka hidup ini bagaikan tiada artinya. Bayangkan, segala kebutuhan manusia baik primer, sekunder dan tersier membutuhkan uang untuk mendapatkannya. Maka, ketika benda ini hilang, mereka akan menyesali atau bahkan bunuh diri karena uang
Praktik korupsi yang terjadi di tengah-tengah kita merupakan bukti bahwa manusia sangat menggantungkan hidupnya untuk uang. Mereka sudah tidak berpikir apakah benda itu halal atau haram. Benda itu seolah telah menancap dan tertanam di dalam hatinya bahwa hidup hanya untuk mendapatkan uang semata. Sehingga, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya meski nyawa sebagai taruhannya.
Time is money merupakan prinsip hidup mereka. Waktu ini begitu sangat berharga karena setiap detik, menit dan jam ada nilai mata uang di dalamnya. Buktinya, mereka yang terjun dalam dunia pasar modal. Instrumen yang paling diminati pada pasar ini adalah saham. Pergerakan instrumen ini sangat cepat, hampir setiap detik maupun menit nilainya berubah-ubah. Sehingga, jika saham yang mereka beli naik maka akan mendapatkan keuntungan. Begitu pula, ketika saham yang mereka beli turun maka kerugianlah yang di dapatkan. Pada saat mengalami rugi inilah mereka merasa stress atau bahkan bunuh diri karena uangnya telah lenyap.
Kejadian semacam ini menunjukkan bahwa mereka mengantungkan hidupnya kepada uang. Tiada hari untuk selalu mendapatkan uang. Sehingga, hari demi hari, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan segala cara. Jadi, secara tidak langsung mereka telah menuhankan uang sebagai sesembahannya. Karena, benda itu telah dijadikan sebagai tempat untuk bergantung dan berserah diri.
Padahal kalau kita amati, mereka yang terlalu menuhankan uang adalah perbuatan yang beriorientasi kepada kesenangan sesaat. Dengan memiliki benda ini maka seseorang dapat membeli segala macam yang diinginkannya. Tapi, apakah uang yang dituhankan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi?
Sebanyak apapun uang yang dimiliki oleh seseorang maka masalah belum tentu bisa terselesaikan. Contoh kecilnya saja, mereka yang terlalu menuhannkan tuhan pasti akan selalu menyusun rencana untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya. Namun, ketika rencana itu tidak juga membuahkan hasil maka pikirannya akan melayang kemana-mana. Sehingga, penyakit stress pun akan menghampirinya. Jadi, dengan uang masalah pribadinya saja belum terselesaikan. Apalagi, masalah non private, pasti tidak dapat terpecahkan.
Sebenarnya, orang yang terlalu menuhankan uang membuktikan bahwa dirinya kurang memahami akan rencana Allah sebagai tuhannya. Segala sesuatu yang terjadi pada kita sudah menjadi rencana Allah dan pasti akan ada hikmahnya selagi mau bersyukur. Sebab, semakin banyak seseorang bersyukur maka Allah akan menambah nikmatnya. Sebagaimana firmanya : “Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan; “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Ibrahim: 7).



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer