Managemen Pemimpin Sejati dalam Islam
- ..
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara sekian makhluk ciptaan Allah. Sehingga, manusia dijadikan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah :30
“ingatlah ketika tuhan-Mu berfirman kepada malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata,”mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau” tuhan berfirman,” sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Tidak ada makhluk manapun yang sanggup mengemban amanah ini kecuali manusia. Dalam menjalankan tugasnya manusia dibekali dengan hawa nafsu dan akal. Dia akan selamat jika dapat mengekang hawa nafsu yang merasuk ke dalam hati dan pikirannya.
Maka dari itu, dibutuhkan adanya manejemen untuk membentuk suatu pemimpin dalam membangun rakyat di negeri ini pada khususnya dan bangsa dunia pada umumnya. Menjadi seorang pemimpin memang tidaklah mudah karena hal itu merupakan amanah dari Allah yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban. Seorang pemimpin tanpa adanya manejemen yang baik maka hasilnya tidak akan membentuk pemimpin yang sejati berdasarkan syari’at islam.
Dalam manejemennya, seorang pemimpin harus dilakukan secara ikhlas dan tidak terikat akan jumlah uang yang diterima. Karena kebanyakan pemimpin sekarang itu bergantung pada gaji. Dia mau bekerja dengan segala ketrampilan yang dimiliki, asalkan gajinya sesuai dengan yang diinginkan. Orang akan bekerja keras kalau dia dibayar dengan gaji tinggi. Inilah salah satu pemikiran pemimpin sekarang yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
Manejemen pemimpin islami
Menurut pandangan orang sekarang, kata pemimpin masih diartikan sempit. Mereka menganggap seorang pemimpin adalah orang yang mengendalikan perusahaan, pabrik, kantor serta instansi yang lain. Namun, pada hakikatnya, semau orang adalah pemimpin. Misalnya direktur menjadi pemimpin kepada para karyawannya, seorang ayah menjadi pemimpin kepada keluarganya. Makanya, perlu adanya manejemen yang rapi dalam merealisasikannya.
Menurut bapak Khoirul Umam, M.Ec, beliau adalah salah satu dosen ISID (Insitut Studi Islam Darussalam) gontor. Selain itu juga, alumni IIUM (Institut islam universitas malaya) menyatakan bahwa manejemen terdiri dari empat bagian, yaitu:
Pertama, planning (perencanaan). Misalnya, dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin harus mempunyai perencanaan tentang perusahaan dna karyawannya. Bagaimana caranya agar perusahaan ini dapat go internasional dengan tidak menghalalkan segala cara?, apa yang harus dilakukan supaya karyawannya dapat bekerja secara maksimal dengan segala kemampuannya?, bagaimana membentuk suatu hubungan yang baik antar pemimpin dan karyawannya?. Itulah beberapa contoh yang perlu direncanakan oleh seorang pemimpin.
Planning di atas harus dipikirkan secara matang dan rapi karena hal itu merupakan ujung dari manejemen. Apabila planningnya tidak benar maka ke depannya pun akan berlangsung terhambat. Sehingga, perlu adanya persiapan yang maksimal.
Kedua, organizing (pengorganisasian). Dalam melaksanakan sesuatu, seorang pemimpin harus dapat mengatur sedemikian rupa planning dan actuatingnya. Sehingga, semua kegiatannya aakn berjalan secara rapi, teratur dan sesuai dengan rencana. Misalnya, sebelum mengadakan meeting dengan para karyawannya maka pemimpin harus menyusun apa saja yang akan dibicarakan? Kalau memang bagian pembukuan harus dibicarakan di awal jangan dibicarakan di akhir. Begitu pula sebaliknya. Selain itu juga perlu adanya penyusunan kata-kata/kalimat yang real, sistematis dan logis. Sehingga audiens akan terbawa dengan apa yang anda bicarakan. Organizing ini tidak hanya terbatas pada meeting saja tetapi semua kegiatan perlu adanya bagian ketiga ini. Usaha apapun yang kita lakukan tanpa adanya pengorganisasian maka semuanya tidak akan berjalan sesuai rencana meskipun planning sudah dilaksanakan.
Ketiga, actuating (pelaksanaan) yaitu ketika planning sudah diatur dengan rapi maka perlu adanya pelaksanaan dari perencanaan itu. “teori tanpa praktik itu non sense” itulah kata-kata yang sesuai dengan bagian kedua ini. Misalnya, pemimpin merencanakan membentuk karyawannya supaya bekerja lebih keras. Menurut orang barat, seorang karyawan akan bekerja lebih keras jika gajinya dinaikkan.
Namun dalam islam, seorang karyawan akan bekerja dengan keras jika pemimpinnya dapat menjalin hubungan yang baik serta memandangnya sebagai kader yang akan membawa perusahaan yang lebih maju di masa depan baik moral maupun kinerjanya. Sehingga, pemimpin harus dapat mempengaruhi karyawannya supaya mereka tidak bergantung besarnya gaji yang diterima dalam bekerja. Seorang pemimpin disebut berhasil ketika dia bisa membawa karaywannya bekerja lebih tulus, ikhlas dan tidak berpikiran uang sebagai ujung tombak.
Menurut DR. H. Hamid Fahmi Zarkasyi, MA, M.Phil menyatakan bahwa pepatah yang berbunyi “time is money” artinya waktu adalah uang. Ini merupakan pandangan orang barat. Sehingga, kita sebagai umat muslim tidak boleh berpikiran seperti itu. Karena ketika ketika orang perpegang pada konsep di atas maka segala apapun yang dilakukan harus selalu menghasilkan uang. Padahal, hidup hidup ini bukanlah untuk uang tetapi untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai pencipta dari segala makhluk.
Keempat,controling (pengendalian). Ini merupakan bagian terakhir dari terciptanya manejemen pemimpin yang sesuai dengan ajaran islam. Seorang pemimpin harus dapat mendahulukan kepentingan akhirat daripada kepentingan duniawi. Misalnya, para keryawannya terus menerus disuruh bekerja tanpa memandang waktu sholat yang hampir berakhir meski perusahaan itu mengalami profit yang signifikan tetapi hampa keimanan baik memimpin maupun karyawannya. Maka hasil yang di dapat tidak akan menghasilkan berkah dan tunggulah saat-saat kehancurannya.
Kendalikan perusahaan tersebut dengan menyusun segala cara untuk dapat meningkatkan profit perusahaan dengan tetap berpegang pada syari’at agama. Disebut pemimpin yang berhasil jika dia bisa membawa karyawannya menjadi lebih baik dari sebelumnya, moral maupun kinerjanya. Apabila bisa membawa para karyawannya bekerja lebih semangat, ikhlas dengan tidak melihat berapa jumlah uang yang diterima. Inilah yang disebut the best leader in the world.
Dalam melaksakan keempat bagian tersebut planning (perencanaan), actuating (pelaksanaan), organizing (pengorganisasian) dan controling (pengendalian) harus dilakukan dengan ikhlas. Jika hal itu dapat terlaksana dalam suatu perusahaan maka manejemen yang disusun itu berhasil serta pemimpinnya patut diberikan penghargaan sebagai pelaksananya. Wallahu a’lam bishshawab.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer